Senin, 15 Maret 2010

Perkembangan Bahasa Manusia

Teori Perkembangan Chomsky Chomsky

Pada dasarnya seluruh manusia belajar berbicara. Meskipun beraneka ragam seperti subjek kata kerja dalam struktur kalimat yang sudah menguniversal.

Noam Chomsky (1972) bapak dari teori Psikolinguistik perkembangan mengemukakan hipotesa bahwa anak-anak memiliki pembawaaan kemampuan untuk mempelajari sebuah bahasa baru. Menurut LAD (Language Acquistion Device) adalah sebuah skill dalam arti dalam diri anak-anak yang memungkinkan untuk memahami aturan-aturan berbicara dan memanfaatkannya.

Pandangan biologis-kognitif Chomsky adalah sebagai berikut :

  1. Setiap anak dilahirkan dengan potensi biologis untuk bahasa yang diperuntukkan hanya bagi manusia.
  2. Pemerolehan dan perkembangan bahasa terjadi, karena adanya potensi biologis tersebut dan juga adanya lingkungan bahsa yang mendorong, serta lingkungannya umumnya. Pemerolehan dan perkembangan bahasa banyak ditentukan oleh tingkat-tingkat kematangan biologis.

Menurut Chomsky pikiran anak memiliki kemampuan yang diduga seperti APB pada gambar diatas. APB menerima masukan berupa ujaran-ujaran dari orang-orang dalam lingkungan terutama ibu-bapak serta anggota keluarga lainnya dirumah. Bahan-bahan masukan itu diolah oleh APB untuk menemukan kaidah-kaidah bahasa yang terjkandung (fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik) dan bersifat umum. Kaidah –kaidah yang ditemukan dipergunakan untuk memahamai ujaran-ujaran yang kemudian didengar dalam lingkungan. Kemudian setelah tingkat kematangan biologis sudah memungkinkan anak berbicara (memproduksi bahasa), kaidah-kaidah itu dipergunakan pula untuk memproduksikan ujaran-ujaran sesuai dengan tingkat kematangan biologis. Pada jenjang permulaan, misalnya , anak baru dapat mengatakan “ma-ma”, ketika melihat ibunya. Ujaran sederhana ini sesungguhnya sudah didasari oleh kaidah-kaidah yang ada dalam pikiran anak itu, dan karana itu dapat mempunyai makna seperti ujaran orang dewasa. Ujaran itu misalnya, mungkin berarti “ibu datang” atau “itu ibu”.

Walaupun pemahaman pada dasarnya juga termasuk pemerolehan bahasa yang terutama selalu diteliti adalah pemroduksian bahasa, karena melalui kegiatan ini data-data objektif bahsa diperoleh, dan data-data ini berguna untuk berbagai tujuan pengembangan dan penelitian.

  1. Jenjang Pralinguistik : Ujaran Pralingusitik usia lahir – 1,0). Ada tiga jenis ujaran pralinguistik ynag utama, yaitu Tangisan, dekutan (cooing), Rabanan (Babbling). Dalam dua hingga tiga bulan pertama kehidupan bayi, ujaran pralinguistik yang dimonana adalah tangisan, teramsuk suara-suara seperti rengutan. Sejak usia 0,3 tahun bayi sudah mulai memroduksikan dekutan-dekutan. Baik tangisan maupun dekutan-dekutan. Periode dekutan diikuti oleh periode rabanan, yaitu setelah bayi mencapai usia kira-kira 4-5, ujaran rabanan seperti “akh…akh…” dan “a…ba…ba” dapat didengar diproduksikan oleh bayi dalam priode ini. Hal yang menarik adalah suara bayi mempunytai tinggi rendah, yang berarti telah mengandung unsur-unsur intonasi. Dan senstif terhadap irama suara.
  2. Pemerolehan dan perkembangan Sintaksis (ujaran Satu kata usia 1-2) Kata-kata berarti dimaksud ini secara sintaksis bahasa anak-anak disebut ujaran satu kata. Banyak diantara kata-kata itu yang terdiri dari satu suku kata yang diulang, terbentuk dari satu konsonan dan satu vokal sperti “gi-gi” (pergi).
  3. Pemerolehan dan perkembangan Sintaksis (ujaran dua dan tiga kata usia 2-3) Ujaran dua dan tiga kata juag disebut ujaran telegrafis, karena sebagaimana sebuah telegram, ujaran itu hanya terdiri atas kata-lata yang bermakna yang paling penting saja, juga ada yang menyebutnya kalimat primitif.
  4. Pemerolehan dan perkembangan Sintaksis (ujaran lengkap 3-5) Pada ujaran lengkap struktur kalimat semakin kompleks seperti kalimat yang mengandung keternagna tambahan sederhana juga berkembang sesudah umr 3 – 5 tahun. Pada usia-usia tersebut anak-anak sudah menguasai transformasi-trasnformasi untuk membentuk kalimat-kalimat kompleks adalah benar. Faktor ini juga tentunya tergantung dari stimulus-stimulus yang diberikan utamanya dari lingkungan keluarga.
  5. Pemerolehan dan perkembangan fonologi. Prinsip dasar pemerolehan dan perkembangan bahasa bahwa pemahaman mendahului pemrodkusian bahasa, sebagaimana telah dikemukakan terdahulu, berlaku juga dalam pemerolehan dan perkembangan fonologi.
  6. Pemerolehan dan perkembangan Semantik.Pemerolehan dan perkembangan semantik pada dasarnya adalah melalui proses kategorisasi dan pengenalan proposisi. Kedua proses berkaitan erat dengan pemikiran, pada hakikatnya adalah proses-proses pikiran. Pemerolehan dan perkembangan semantik melalaui prses kategoriasasi memerlukan waktu yang lama. Segera sesudah anak memperoleh ujaran satu kata, sesungguhnya dia sudah memperoleh makna kata yang didasarkan pada ciri-cir objek yang dinamai dengan atau menjadi rujukan kata itu. Akan tetapi ciri-ciri itu pada mulanya belum lengkap, sehingga pemahaman anak itu kabur.